Salah satu kemajuan teknologi yang juga bermanfaat bagi kehidupan manusia adalah virtual reality. Virtual reality (VR) merupakan hasil dari perkembangan teknologi yang memungkinkan simulasi terhadap sesuatu dalam bentuk visual tiga dimensi. Teknologi yang memungkinkan kita untuk merasakan seolah-olah berada langsung dalam suasana tersebut. Penggunaan VR ini membutuhkan perangkat khusus yang menunjang penciptaan lingkungan tiga dimensi tersebut. Aplikasi VR membuat sebuah lingkungan yang dibuat oleh komputer dengan mensimulasikan realitas melalui peragkat interaktif. Pengiriman dan penerimaan informasi dilakukan melalui perangkat interaktif tersebut yang dapat berupa sarung tangan, kacamata, headset, sarung tangan ataupun baju pelindung.
Sejarah VR pertama kali diciptakan oleh Jaron Lanier, seorang peneliti yang menyumbangkan sejumlah penelitian dan tekniknya untuk industri VR yang baru lahir pada tahun 1987. VR terus berkembang hingga saat ini dapat dinikmati dengan harga yang ekonomis menggunakan peralatan berkualitas tinggi yang mudah diakses.
Virtual reality bekerja dengan cara memanipulasi otak manusia sehingga dapat merasakan hal-hal yang virtual terasa nyata. Dilansir dari BINUS School of Computer Science, ada 4 elemen penting dalam VR, antara lain:
- Virtual World
- Immersion
- Sensory Feedback
- Interactivity
Apakah virtual reality bisa diterapkan pada bidang pendidikan?
McLellan menunjukkan bahwa penggunaan VR dapat meningkatkan pembelajaran. Dilansir dari laman PPG Kemdikbud, Youngblut (1998) mereview bahwa sepanjang tahun 1990-an, beliau menemukan fakta bahwa VR memiliki kemampuan khusus termasuk komponen pembelajaran konstruktivisme, penggunaan untuk siswa dengan gangguan, dan fungsi instruktur sebagai fasilitator pendidikan.
Apa manfaat dari penggunaan virtual reality dalam pendidikan?
Winn, dilansir dari laman PPG Kemdikbud, menjelaskan beberapa manfaat VR dalam pendidikan, antara lain:
- VR dapat membantu siswa mempelajari materi dan memberikan pengalaman non-simbolis orang pertama
- VR menciptakan interaksi dengan perspektif orang ketiga yang menyerupai dunia nyata bahkan saat di dunia nyata tidak mungkin terjadi
- Konstruktivisme menjadi filosofi ideal dalam pembuatan aplikasi pendidikan VR
- Siswa dapat mengubah ukutan suatu objek di dunia virtual dengan sumber yang tidak terlihat di dunia fisik (benda yang sulit untuk digambarkan)
Selain itu, Pantelidis (1995) mengemukakan beberapa alasan terkait penggunaan VR dalam pendidikan, di antaranya:
- VR menawarkan format dan visualisai terbaru. Cara ini merupakan penyampaian informasi yang berbeda sebab mampu melakukan close-up, pengamatan jarak jauh, hingga pengamatan dan pemeriksaan daerah dan kejadian yang tidak memungkinkan untuk dilakukan dengan metode lain
- Memotivasi siswa dalam proses pembelajaran. VR membuat siswa lebih aktif sebab membutuhkan kontak dan keterlibatan aktif dari penggunanya.
- VR memungkinkan siswa belajar dalam waktu yang fleksibel sesuai dengan kecepatan mereka sendiri. VR juga memungkinkan mereka berinteraksi dengan orang-orang yang berbeda budaya dengan mereka.
Meskipun VR memiliki sejumlah manfaat, namun VR tidak dapat digunakan secara acak dalam pelajaran. Para pendidik harus memperhatikan sejumlah faktor yang memenuhi standard sehingga pembelajaran yang dilakukan bisa menjadi lebih produktif dan berhasil saat menggunakan media VR. Guru harus mampu membedakan materi-materi yang dapat menggunakan media VR dengan yang tidak. Guru dapat mengimplementasikan VR di beberapa KD dengan kondisi dan persyaratan yang tepat.