Para ahli pendidikan dunia mengatakan menyoroti bahwa pendidikan di masa depan berporos kepada kemampuan nalar,berpikiran logis dan tentunya berkaitan erat dengan literasi.Terpenuhnya literasi memungkinkan kita dapat mengakses sains dan teknologi.Nah permasalahannya ialah rendahnya minat baca Indonesia.Banyak masyarakat yang berpendapat bahwasannya literasi hanya sebatas kemampuan membaca serta menulis saja.Nah ini lah yang menjadi tugas bukan hanya saja pemerintah tapi seluruh lapisan masyarakat.
Minat baca di Indonesia masih dalam peringkat yang paling rendah di Asia.Penduduk Indonesia yang minat membaca lebih dominan menyukai membaca buku fisik daripada buku digital. Penduduk juga lebih suka membaca buku fiksi ketimbang buku non fiksi.Rendahnya minat baca buku di Indonesia dari hasil survey UNESCO pada tahun 2011 menunjukkan bahwa indeks tingkat membaca masyarakat Indonesia pada angka 0,01 % artinya hanya ada 1 orang dari 1.000 penduduk yang masih mau membaca.Indonesia juga menempati peringkat Indonesia berdasarkan tingkat literasi Internasional di urutan 60 dari 61 negara. Angka ini sebagai pukulan telak kepada kita Indonesia,padahal angka melek aksara kita sudah dalam angka 96,3%. Lalu bagaimana upaya pemerintah dalam rangka meningkatkan upaya minat baca buku di Indonesia.
Menurut Chairil Abdini ada beberapa penyebab mengapa tingkat literasi di Indonesia rendah.Yang pertama yaitu gizi buruk,kualitas pendidikan di Indonesia masih kurang memadai,Infrastruktur pendidikan misalnya listrik dan laboratorium computer,akses internet,serta teknologi informasi dan komunikasi,dan yang terakhir adalah rendah minat baca.
Adapun solusi untuk meningkatkan minat baca menurut Chairil Abdini yaitu :
- Mengatasi masalah gizi buruk sedini mungkin
- Merekrut dan meningkatkan kualitas guru dengan mengadakan pelatihan keguruan
- Membangun serta meningkatkan infrastuktur pendidikan
- Memasukkan kembali buku bacaan wajib ke dalam kurikulum untuk meningkatkan minat baca
Nah,Kemendikbud meluncurkan strategi Gerakan Literasi di Sekolah dengan mewajibkan membaca 15 menit sebelum pelajaran dimulai dan bukan buku mata pelajaran. 15 menit ini adalah angka untuk membiasakan membaca.15 angka ini adalah minimal. Untuk penyediaan buku Kemendikbud bekerja sama dengan beberapa lembaga social masyarakat yang ingin membantu meningkatkan minat baca di Indonesia.Dan juga Kemendikbud memiliki Pusat Perbukuan.Tidak sembarang buku yang bisa masuk kedalam lingkungan sekolah. Buku yang digunakan juga harus sesuai dengan anak seusia sekolah.Kemendikbud juga meluncurkan strategi gerakan literasi di rumah.Caranya dengan mengadakan pertemuan dengan orangtua.Harapannya agar orangtua mau membacakan cerita kepada anak-anak mereka.Sehingga dari rumah lah tempat pertama yang akan menimbulkan kecintaan anak terhadap membaca dan buku.
Dalam hal ini,literasi sebaiknya dibangun atas proses belajar yang bertujuan untuk melahirkan “kesadaran kritis” individual maupun kelompok yang bersifat otonom,memanusiakan dan memerdekakan.Artinya literasi menyangkut pula sebuah proses penanaman metode berpikir yang bermanfaat bagi pembangunan Indonesia.Seperti yang dikatakan oleh Paulo Freire
Literasi nasional membuat kita tersadar ,kita harus focus dalam meningkatkan literasi anak-anak sejak dini,kita perkenalkan dengan rutin membaca buku,dan kebiasaan cinta akan membaca.Tentunya akan banyak literasi yang akan kita konsumsi ,maka pengetahuan kita akan semakin luas.Dan nantinya akan meningkatkan angka minat baca Indonesia .